PERJUANGAN HIDUP PAK JOKOWI
Ir.
H. Joko Widodo, lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tanggal 21 Juni 1961,
lebih akrab disapa dengan Jokowi merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang mulai
menjabat sejak 20 Oktober 2014 yang lalu. Pendidikan masa kecil Jokowi dimulai dengan
masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan
menengah ke bawah.
Baca Juga : Ternyata Begini Kisah Presiden Wanita Pertama Singapura
Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Baca Juga : Ternyata Begini Kisah Presiden Wanita Pertama Singapura
Dengan kesulitan hidup yang dialami, ia terpaksa berdagang, mengojek payung, dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan sehari-hari. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Mewarisi keahlian bertukang kayu dari ayahnya, ia mulai bekerja sebagai penggergaji di umur 12 tahun. Jokowi kecil telah mengalami penggusuran rumah sebanyak tiga kali.
Setelah
lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Ketika
ia lulus SMP, ia sempat ingin masuk ke SMA Negeri 1 Surakarta, namun gagal
sehingga pada akhirnya ia masuk ke SMA Negeri 6 Surakarta. Kemudian dengan
kemampuan akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar
struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.
Setelah
lulus pada 1985, ia bekerja di BUMN PT Kertas Kraft Aceh, dan ditempatkan di
area Hutan Pinus Merkusii di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah. Namun ia merasa
tidak betah dan pulang menyusul istrinya yang sedang hamil tujuh bulan. Ia
bertekad untuk berbisnis di bidang kayu dan bekerja di usaha milik pamannya,
Miyono, di bawah bendera CV Roda Jati.
Baca Juga : Manfaat Belajar dengan Menggunakan Metode Humor
Baca Juga : Manfaat Belajar dengan Menggunakan Metode Humor
Pada
tahun 1988, ia memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan nama CV Rakabu,
yang diambil dari nama anak pertamanya. Usahanya sempat berjaya dan juga naik
turun karena tertipu pesanan yang akhirnya tidak dibayar. Namun pada tahun 1990
ia bangkit kembali dengan pinjaman modal Rp 30 juta dari Ibunya.
Usaha
ini membawanya bertemu Micl Romaknan, yang akhirnya memberinya panggilan yang
populer hingga kini, "Jokowi". Dengan kejujuran dan kerja kerasnya,
ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya.
Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di
Solo. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di
universitas dalam dan luar negeri, bus Batik Solo Trans diperkenalkan, berbagai
kawasan seperti Jalan Slamet Riyadi dan Ngarsopuro diremajakan, Solo menjadi
tuan rumah berbagai acara internasional. Berkat pencapaiannya ini, pada tahun
2010 ia terpilih lagi sebagai Wali Kota Surakarta dengan suara melebihi 90%.
Kemudian,
pada tahun 2012, ia dicalonkan oleh PDI-P sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.
Beberapa kebijakan Joko Widodo selama menjabat Gubernur DKI Jakarta antara lain
: Kampung Deret, Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar. Namun beberapa
juga mendatangkan keberatan masyarakat, seperti dalam perbaikan saluran air,
peremajaan bus kecil, dan sterilisasi jalur busway.
Di
awal menjabat, ia mendahulukan program bantuan sosial melalui Kartu Jakarta
Sehat dan Kartu Jakarta Pintar, dan setelah mendapat kendali atas APBD,
menjalankan pembenahan saluran air di DKI Jakarta melalui program JEDI. Pada
masa pemerintahannya pula, DKI Jakarta mengadakan beberapa event kreatif seperti
Jakarta Night Festival, Pesta rakyat, dan Festival Keraton Sedunia.
Jokowi
dikenal akan gaya kepemimpinannya yang pragmatis dan membumi. Ia seringkali
melakukan "blusukan" atau turun langsung ke lapangan untuk melihat
langsung permasalahan yang ada dan mencari solusi yang tepat. Hal tersebut
salah satunya yang mendongkrak Jokowi untuk mampu menjadi orang nomor 1 di
Indonesia. Berbagai macam tudingan dan kontroversial pun terjadi menjelang pemilihan
umum presiden, terdapat berbagai macam kampanye hitam yang dialamatkan kepada
Jokowi, seperti isu capres boneka, keislaman Jokowi yang diragukan, tuduhan
bahwa Jokowi adalah orang Tionghoa yang merupakan putra dari Oei Hong Leong,
hingga klaim bahwa ia adalah antek asing dan bahkan zionis
Jokowi
memulai masa kepresidenannya dengan meluncurkan Kartu Indonesia Sehat, Kartu
Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Mulai tanggal 8 November, ia
mengikuti beberapa konferensi tingkat tinggi, seperti APEC, Asian Summit, dan
G20. Jokowi menuai kontroversi setelah presentasinya di depan pengusaha di
APEC. Sebagian mencerca presentasi ini sebagai upaya menjual negara kepada
kepentingan asing, sementara di lain pihak pidatonya dipuji karena dianggap
tepat pada sasaran, dibanding presiden negara lain yang hanya memberi ceramah yang
mengambang.
Atas
beragam upaya yang dilakukan oleh Jokowi, berbagai prestasi dari berbagai pihak
pun di raih oleh Jokowi, tidak kurang dari 57 prestasi yang di miliki oleh
Jokowi, antara lain:
1.
Tokoh Pilihan Tempo 2008 Majalah Tempo
2.
Kepala Daerah Tingkat II Terbaik Pengembangan MICE Majalah Venue 2009
3.
Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Presiden RI 2010
4.
GATRA Award Walikota Terbaik GATRA 2011
5.
Pembina Bank Daerah Terbaik 1 2012
6.
PenghargaanTerbaik II "Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2013 Tingkat
Provinsi Kelompok A (DKI Jakarta) 2013"
7.
Future Gov Award 2013 DKI Jakarta Winner of the category or E-Government
8.
Rekor Dunia Pemprov DKI Kategori Parade Jenis Busana Tradisional Terbanyak
9.
Tokoh Pelestari Kebudayaan Jakarta Penghargaan dari Soekarno Center Bali —
Indonesia sebagai Tokoh Teladan Demokrasi Indonesia
.
0 komentar:
Posting Komentar