Kamis, 15 Februari 2018

ALASAN PSIKOLOGIS KENAPA PACAR MEMUKUL


Prevalensi fenomena kekerasan dalam pacaran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan konferensi pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2008 disebutkan bahwa 1 dari 5 perempuan di Indonesia mengalami kekerasan dalam pacaran (Set, 2009). Komisi Nasional Perempuan juga mencatat setidaknya selama tahun 2010 terjadi 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran sedangkan kekerasan oleh mantan pacar sebanyak 33 kasus (Lazuardi 2011).


Di Surabaya sendiri, survey mengenai kasus kekerasan dalam pacaran juga pernah dilakukan oleh Youth Centre SeBAYA-PKBI Jawa Timur pada bulan Agustus 2010 terhadap 100 remaja (SeBAYA 2010). Hasilnya, 33% responden pernah dimarahi pacar karena menolak berciuman, 17% pernah dikatakan tidak cinta bila menolak ajakan untuk melakukan hubungan seks, dan sebanyak 12% responden diputus karena menolak berhubungan seks. Adapun prosentase kekerasan fisik lebih kecil dibanding kekerasan verbal yakni sebanyak 13% responden pernah dipukul/ditendang ketika tidak menuruti kemauan pacar.

Salah satu teori yang dapat menjelaskan fenomena kekerasan dalam pacaran adalah gaya kelekatan romantis dewasa (Wekerle & Wolfe 1999). Teori kelekatan dipilih berdasarkan penelitian terbaru dalam bidang neurobiologi yang menemukan bahwa perilaku kekerasan dalam suatu hubungan bukanlah perilaku atas dasar kognitif melainkan adanya suatu hal yang tidak sadar (unconscious) yakni manifestasi dari gaya kelekatan tidak aman (insecure attachment style) (Smeltzer, 2009).


Kelekatan romantis dewasa merupakan konsep kelekatan yang dibangun oleh Hazan dan Shaver (1987) yakni suatu kelekatan dengan pasangan sebagai figur lekat. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kelekatan tidak aman (dimensi kelekatan cemas dan kelekatan menghindar) dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan dalam pacaran (Follingstad, dkk, 2002 dalam Dutton, 2007; Feerick, Haugaard, & Hien, 2002; Miga, dkk., 2010). Karakteristik agresi yang dimiliki orang dengan kelekatan cemas serta usia perkembangan yang belum matang dapat menimbulkan rasa takut sehingga dapat menimbulkan agresi (Wolfe, 2001).

Sumber : jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012, Nessia & Margaretha, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Ikuti juga informasi menarik lainnya seputar dunia Psikologi :
> Instagram : @catatan_psikologi
> Fanspage : Catatan Psikologi
> Line : @seh0879x 

0 komentar:

Posting Komentar