ALASAN PSIKOLOGIS KENAPA PACAR MEMUKUL
Prevalensi
fenomena kekerasan dalam pacaran mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan konferensi pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2008 disebutkan
bahwa 1 dari 5 perempuan di Indonesia mengalami kekerasan dalam pacaran (Set,
2009). Komisi Nasional Perempuan juga mencatat setidaknya selama tahun 2010
terjadi 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran sedangkan kekerasan oleh mantan
pacar sebanyak 33 kasus (Lazuardi 2011).
Di
Surabaya sendiri, survey mengenai kasus kekerasan dalam pacaran juga pernah
dilakukan oleh Youth Centre SeBAYA-PKBI Jawa Timur pada bulan Agustus 2010
terhadap 100 remaja (SeBAYA 2010). Hasilnya, 33% responden pernah dimarahi pacar
karena menolak berciuman, 17% pernah dikatakan tidak cinta bila menolak ajakan
untuk melakukan hubungan seks, dan sebanyak 12% responden diputus karena
menolak berhubungan seks. Adapun prosentase kekerasan fisik lebih kecil
dibanding kekerasan verbal yakni sebanyak 13% responden pernah
dipukul/ditendang ketika tidak menuruti kemauan pacar.
Salah
satu teori yang dapat menjelaskan fenomena kekerasan dalam pacaran adalah gaya kelekatan
romantis dewasa (Wekerle & Wolfe 1999). Teori kelekatan dipilih berdasarkan
penelitian terbaru dalam bidang neurobiologi yang menemukan bahwa perilaku
kekerasan dalam suatu hubungan bukanlah perilaku atas dasar kognitif melainkan
adanya suatu hal yang tidak sadar (unconscious) yakni manifestasi dari gaya
kelekatan tidak aman (insecure attachment style) (Smeltzer, 2009).
Kelekatan romantis dewasa merupakan konsep
kelekatan yang dibangun oleh Hazan dan Shaver (1987) yakni suatu kelekatan
dengan pasangan sebagai figur lekat. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa kelekatan tidak aman (dimensi kelekatan cemas dan kelekatan menghindar)
dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kekerasan dalam pacaran (Follingstad, dkk,
2002 dalam Dutton, 2007; Feerick, Haugaard, & Hien, 2002; Miga, dkk.,
2010). Karakteristik agresi yang dimiliki orang dengan kelekatan cemas serta
usia perkembangan yang belum matang dapat menimbulkan rasa takut sehingga dapat
menimbulkan agresi (Wolfe, 2001).
Sumber : jurnal Psikologi Kepribadian dan
Sosial, Volume 1, Nomor 2, Juni 2012, Nessia & Margaretha, Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga
Ikuti
juga informasi menarik lainnya seputar dunia Psikologi :
> Instagram : @catatan_psikologi
> Fanspage : Catatan Psikologi
> Line :
@seh0879x
0 komentar:
Posting Komentar